Powered By Blogger

Senin, 20 Desember 2010

Minggu, 19 Desember 2010: murung... Sungguh teman pun tak bisa membantu :'(

Hari ini hari libur pertama gw untuk semester 3. Semua ujian udah berlalu dan tentu hasil terbaik yang gw harapkan. Liburan harusnya menyenangkan, tapi sepertinya itu enggak gw dapatkan. Walau awalnya sudah gw rencanakan menyenangkan, pada kenyataannya lagi-lagi waktu bermain dengan impian dan harapan, mengacaukan semua rencana gw untuk senang.

Pagi ini gw udah sengaja bangun pagi, karena niat dari hati untuk gereja. Sesuai dengan perkataan yang gw ucapkan kemarin. Gw bilang kalau observasi lulus, gw akan kembali rajin ke gereja. Memang terkesan seperti ada hubungan timbal balik. Tapi gw sendiri merasa gw udah jarang banget ke gereja. Coba baca record gw di hari-hari minggu sebelumnya. Apa pernah gw pergi ke Gereja? Jawabnya? Enggak! Gw terlalu sibuk untuk menghadap-Nya. Padahal sesibuk apapun gw Dia tetap masih perhatian sama gw.

Karena itulah gw berniat untuk memulai perbaikan, gw akan mencoba menyelaraskan semua dimensi. Tidak hanya jasmani, tapi gw juga akan selaraskan itu dengan rohani. Maka pagi ini begitu bangun, gw langsung mandi. Begitu siap dengan celana panjang bahan dan kaos berkerah gw pun jalan kaki ke gereja. Menikmati suasana minggu pagi bisa sangat membantu gw untuk menerima fakta bahwa hari ini indah. Maka dari itu pagi ini terdapat senyum pada wajah ini. Tidak rupawan tapi percaya jika setiap tersenyum diri ini menawan hahahaha *gelo* :p

Berjalan selama kurang lebih 5 menit, akhirnya gw sampai di Gereja. Enggak pakai lama gw langsung ambil lembaran misa dan bergegas masuk ke dalam gedung utama Gereja. Mengambil sepercik air suci dan membuat tanda salib sambil berjalan mencari-cari tempat duduk yang sekiranya kosong. Dan gw dapatkan tempat itu. Gw duduk dan mulai membuka persiapan hati untuk misa dengan doa.

Enggak lama setelah berdoa, misa pun dimulai. Ummm gak usah dibilang ya gimana misanya... Soalnya kalau diceritakan yang ada malah emosi tingkat tinggi. Keadaan selama misa di paroki gw menjadi salah satu faktor terkuat buat gw untuk enggak ke Gereja. Jujur yang ingin dapatkan dari setiap misa adalah permohonan, hosti, dan berkat. Selebihnya enggak begitu gw butuhkan secara spiritual.

Selama mengikuti misa ya begitulah gw, bersikap seperti kebanyakan umat. Sampai tiba saatnya mengucapkan permohonan atau intensi pribadi... Yang terlontar dari hati bukanlah permohonan buat gw tapi buat ayang. Hanya memohon agar ayang selalu dianugerahi berkat yang melimpah dan kesehatan setiap harinya. Buat gw? Hahaha terkadang gw lupa untuk mendoakan diri ini. Saat selesai komuni juga gw selalu berdoa semoga semua berkat hosti dan ekaristi ini untuk ayang, untuk kebaikannya, hanya sedikit yang gw minta untuk gw dan itu juga enggak muluk-muluk hehehe

Enggak jarang juga hari ini sewaktu memanjatkan permohonan dan berdoa buat ayang, ada yang menggenang di mata tapi ya sudahlah hehehe sekitar satu setengah jam-an misa selesai, dan akhirnya gw pun bergegas untuk pulang. Jalan kaki lagi udah pasti hehehe :p sampai di rumah, yang gw lakukan hanya masuk ke kamar dan sempat sms ayang sekali. Kemudian me time. Setelah itu sempat cek update jejaring sosial.

Agak siang, gw merasa bosan. Gw lantas perhatikan sekeliling dan begitu gw lihat semuanya, hati ini berkata kalau gw butuh suasana kamar yang baru dan akhirnya jadilah gw modifikasi kamar, dengan perombakkan di satu sisi dan jadilah gw punya suasana kamar yang baru hahaha dan setelah berbenah, gw coba buat cari sapu kecil di laci, tapi saat sedang mencari-cari. Gw enggak sengaja mengeluarkan kotak kenangan dan akhirnya gw coba buat buka kotak itu. Penuh dengan kenangan yang pernah gw lalui sama ayang sampai dengan saat ini.

baca-baca surat dan sedikit tersenyum-senyum sendiri, lihat-lihat foto, dan berbgai macam aksesoris macam gelang dan kalung. Awalnya semua perasaan ini senang, tapi enggak sengaja saat sedang cari-cari cincin titanium bertuliskan 'endless love' di dalam plastik menampakkan wujudnya.

Langsung enggak pake lama... Tiba-tiba mata ini mengalirkan air mata dengan deras. Ya Tuhan... Begitu kuatkah kenangan dan makna cincin ini buat gw? Huhuhu entahlah tapi melihat cincin itu gw hanya merasa kalau semuanya akan segera menjadi lebih jauh. Sekarang yang sudah jauh, dibuat semakin jauh. Tidak lama lagi gw dan ayang akan berpisah... Jadilah siang hari ini gw hanya merenung dan murung. Semua itu karena gw berbenah dan mengganti suasana kamar. Ya tuhan... Beri gw kekuatan...

Enggak terhenti air mata ini mengalir. Sampai akhirnya gw merasa butuh teman-teman. Gw hentikan tangisan kenangan ini dan akhirnya gw beranikan diri untuk keluar untuk beli pulsa. Selesai beli pulsa gw langsung pulang dan di perjalanan pulang gw mendadak di telpon sama ayang, udah dekat rumah dan ayang nelpon jadi ya udah gw angkat dan mulai berbincang dari luar rumah sampai akhirnya menetap di dalam kamar. Gw berusaha untuk bersuara dengan ceria, tapi sungguh susah. Pikiran gw udah terlampau membayangkan saat perpisahan yang mungkin enggak akan gw saksikan secara nyata, karena ayang minta gw untuk enggak nganter dia pergi :'(

Ya udah siang menjelang sore ini gw berbincang. Tampaknya ayang enggak bisa merasakan apa yang sedang gw rasakan. Karena jujur nada bicara gw terkesan ogah-ogahan :( gw enggak mau bilang karena itu cuma akan bikin ayang makin sedih. Enggak... Gw enggak mau ayang sedih, jadi cukuplah biar gw handle tangisan hati ini sendiri. Sore ini kami berbincang, ayang cerita soal permianan pianonya kemarin dan serangkaian kegiatan bikin kue persiapan natal. Hahaha di luar gw tertawa di dalam menangis dengan sendu :')

Selesai berbincang dengan ayang dan telpon ditutup, langsung gw murung sejadi-jadinya... Air mata kembali mengalir dan gw cuma bisa telungkup bertutupkan bantal dan menangis. Hanya itu yang bisa gw lakukan sisa hari ini hanya itu yang gw lakukan. Beberapa teman menunjukkan perhatian. Entah kenapa mereka semua bertanya hal yang sama. Secara garis besar mereka semua bertanya, 'lagi apa Nas? Baik-baik aja kan?' gw jawab aja gpp. Jelas gw bohong, tapi gw enggak mau mereka terlibat dengan pergumulan hati ini jadi ya biarlah gw menagis hari ini... Tak apa... Karena hanya itu yang bisa gw lakukan... Melihat fakta saat ini ayang sulit terjangkau dan nanti akan semakin sulit terjangkau oleh gw.

Enggak tahu berapa banyak support kecil yang datang dari teman-teman, berapa banyak juga 'teror' yang secara tak langsung mereka berikan ke gw. Yang pasti satu hal gw tahu pasti hari ini senyum enggak bertahan lebih lama dari dua jam. Setelah itu murung berkepanjangan. malam harinya ayang sms mengatakan sedang malas untuk jalan-jalan jadinya dia membatalkan acara kami untuk bertemu rabu depan. Hhuufffft... Mau bilang apa? Itu hak pribadi ayang, ya gw cuma bisa terima. Walau hati ini berkata, hilang sudah kesempatan untuk bisa kembali bersama sementara waktu terus bergerak membawa kami berdua ke gerbang yang semakin membuat gw semkin sulit menjangkaunya. hhhh... Entahlah gw enggak tahu apa yang terjadi sama gw hari ini. Remuk? Hancur? Hhh enggak tahu yang pasti sampai akhirnya gw putuskan untuk akhiri hari pun gw masih tetap di bawah payung dan naungan kesedihan :')

Mengeluh atau harus berterima kasihkah gw hari ini? Hmmm... Jujur gw sih enggak mau mengakui kalau hari ini ada, tapi Sepertinya bersyukur lebih baik gw lakukan untuk hari ini :') anggaplah semua ini adalah wujud respon katarsis seorang Ignas terhadap sebuah stimulus yang sudah terkondisikan yaitu cincin yang mengantar otak memutar memori dan mengarahkan kognisi ke arah bayangan masa depan yang gw takutkan. Selebihnya hari ini baik. Hari ini tetap bisa gw bilang (mungkin) menyenangkan. Jadi terima kasih Tuhan buat hari ini, terima kasih untuk hidup. Terima kasih untuk niat ikut misa setelah sekian abad tidak ke gereja hahaha lebay. Buat teman-teman yang juga udah berusaha menghibur makasi tapi maaf rasanya hati ini memang sedang ingin murung dan menangis :')

Ayang... Enggak tahu yaa apa sebenarnya kamu juga merasakan apa yang aku rasakan? Atau tidak? Aku enggak tahu, tapi yang pasti semua yang terjadi di hari ini memang karena fakta bahwa sebentar lagi aku akan semakin jauh dari kamu. Aku rasa kamu tahu seberarti apa kamu buat aku. Maaf kalau saat nelpon sore ini aku agak ogah-ogahan, karena semakin aku dengar suara kamu semakin sadar kalau nanti suara ini akan sangat aku rindukan karena absen dari hari-hariku. Saat seperti ini ingin rasanya aku mempunyai rasa seperti rasamu, tampak cuek dan tidak menganggap ini sebagai masalah dengan status hidup-mati, tapi aku enggak bisa. Jadi maaf sekali lagi kalau hari ini aku diam dan terkesan menyebalkan. Aku diam karena sedang ada masalah, dan masalah itu membuat aku murung sepanjang hari. Mungkinkah ini bentuk nyata konsekuensi cinta? Hhh... Kalau iya biar aku terima walau harus ada derai air mata buatku tak apa :') makasi ya udah nelpon aku hari ini nyuu love you much ayang :* semoga esok lebih baik, semoga yang terjadi di hari ini tidak berkepanjangan, tapi kalau berkepanjangan ya sudah hehehe nyuuu ayaaaang :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar